7.2.11

Kedermawanan Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa sallam

Adapun sifat-sifat beliau shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau adalah yang terdepan dalam setiap sifat terpuji yang telah diketahui secara syariat dan tabiat.
Dalam Hal Kedermawanan:
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, beliau memberikan pemberian yang tidak pernah dilakukan seorang manusia pun. Datang seseorang kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam memberinya kambing yang memenuhi lembah di antara dua gunung, kemudian orang itu pulang ke kaumnya lalu berkata: “Wahai kaumku! Masuklah kalian ke dalam Islam, sesungguhnya Muhammad telah memberiku pemberian, dimana dia kawatir akan miskin.”[1]
Jabir bin 'Abdillah berkata: “Sama sekali tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jika diminta lalu berkata: "Tidak."[2]
Dan ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perjalanan pulang dari Perang Hunain, orang-orang arab badui mengikutinya meminta kepada beliau. Lalu mereka menyandarkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam di sebuah pohon sehingga selendangnya tersangkut pada pohon tersebut, sedang beliau masih di atas hewan tunggangannya. Lalu beliau berkata:
((رُدُّوا عَلَيَّ رِدَائِي أَتَخْشَوْنَ عَلَيَّ الْبُخْلَ؟ فَوَاللهِ لَوْ كَانَ لِي عَدَدُ هَذِهِ الْعِضَاهِ نَعَمًا، لَقَسَمْتُهُ بَيْنَكُمْ، ثُمَّ لاَ تَجِدُوْنِي بَخِيْلاً، وَلاَ جَبَانًا، وَلاَ كَذُوْبًا))
“Kembalikan selendangku! Apakah kalian khawatir aku akan bakhil? Demi Allah, jika saja aku mempunyai unta sejumlah pohon besar yang berduri ini, tentu aku akan membagikannya kepada kalian, lalu kalian tidak akan lagi mendapatiku sebagai seorang yang bakhil, pengecut, dan tidak juga sebagai seorang pendusta."[3]
Dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam juga selalu mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri, sehingga beliau sering memberikan pemberian, lalu berlalu atasnya sebulan atau dua bulan sedang di rumahnya tidak pernah dinyalakan api sama sekali.[4]
Ada seorang wanita memberi hadiah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam sebuah baju tebal hasil tenunan seraya berkata: “Wahai Rasulullah, aku pakaikan ini kepadamu.” Beliau pun lalu mengambilnya dengan keadaan membutuhkannya kemudian memakainya. Kemudian ada seorang shahabat yang melihat baju itu sedang dipakai beliau, kemudian ia berkata: “Wahai Rasulullah, alangkah bagusnya baju ini, pakaikanlah baju ini kepadaku!” Beliau menjawab: "Baiklah." Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri, para sahabat memaki lelaki tersebut, lalu mereka berkata: Alangkah bagusnya dirimu ketika engkau melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengambilnya dalam keadaan membutuhkannya, kemudian engkau memintanya dari beliau, dan sungguh engkau telah mengetahui bahwa tidaklah beliau dimintai sesuatu lalu tidak memberikannya!!?” Kemudian orang itu menjawab: “Aku berharap keberkahan dari baju tersebut setelah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memakainya. Aku berharap agar aku nanti dikafani dengannya (ketika meninggal).”[5]
Dan kedermawanan beliau adalah kedermawanan yang tepat pada tempatnya. Beliau berinfak karena Allah dan dengan bimbingan Allah, terkadang berinfak kepada orang yang fakir, atau orang yang membutuhkan, atau di jalan Allah, dan untuk pengikat hati bagi orang yang baru masuk Islam, atau juga sebagai pensyari'atan untuk umat ini.





[1] Shahih. HR. Muslim 2421.

[2] Shahih. HR. Muslim 2121.

[3] Shahih. HR. Al-Bukhari 2821 dan 3148.

[4] Shahih. HR. Al-Bukhari 6459 dan Muslim 2972.

(Sumber: Makarimul Akhlaq karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)
[5] Shahih. HR. Al-Bukhari 6036.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar