Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling zuhud di dunia ini dan paling cinta dengan kehidupan akhirat. Allah Ta’ala pernah memberikan pilihan padanya antara menjadi ‘seorang raja dan nabi’ atau ‘seorang hamba Allah dan utusan Allah’, maka beliau pun memilih untuk menjadi ‘seorang hamba Allah dan utusan Allah’.
Allah Ta’ala juga pernah memberinya pilihan antara hidup di dunia ini dengan hidup sesukanya atau memilih yang ada di sisi Allah, beliau pun memilih apa yang berada di sisi-Nya.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku pernah masuk menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, pada saat beliau berada di atas tempat tidurnya berselimutkan sebuah kain tenunan yang sempit, dan di bawah kepalanya terdapat bantal dari kulit yang berisi serabut. Kemudian sekelompok orang datang menemui beliau, dan Umar juga masuk menemuinya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun membalikkan badannya, sehingga Umar tidak melihat kain yang berada di antara sisi beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan kain selimut. Dan kain selimut tersebut telah membuat bekas di pinggang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka Umar pun menangis. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya:
((مَا يُبْكِيكَ يَا عُمَرُ؟)) قَالَ: وَاللهِ إِلاَّ أَنْ أَكُوْنَ أَعْلَمُ أَنَّكَ أَكْرَمُ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ كِسْرَى وَقَيْصَرَ، وَهُمَا يَعْبَثَانِ فِي الدُّنْيَا فِيْمَا يَعْبَثَانِ فِيْهِ، وَأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِالْمَكَانِ الَّذِي أَرَى! فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُوْنَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا اْلآخِرَةُ؟)) قَالَ عُمَرُ: بَلَى، قَالَ: ((فَإِنَّهُ كَذَلِكَ))
“Apa yang telah membuatmu menangis, wahai Umar?" Umar menjawab: “Demi Allah, tidak ada wahai Rasulullah, hanya saja aku mengetahui bahwa engkau adalah orang yang paling mulia di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari Kisra Persia dan Kaisar Romawi. Keduanya selalu bermain-main di dunia ini, sedangkan engkau wahai Rasulullah, berada di tempat yang aku lihat (seperti ini).” Nabi pun berkata: "Apakah engkau tidak rela, kalau dunia ini bagi mereka dan akhirat bagi kita?" Umar menjawab: “Tentu saja, (wahai Rasulullah).” Beliau berkata: "Sesungguhnya itu memang demikian."[1]
Inilah untaian mutiara akhlak Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka jadikanlah akhlak tersebut sebagai lentera penerangan yang dengannya kalian akan meneladaninya dan mengambil petunjuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan berjalanlah sesuai di atas manhajnya, sehingga kalian akan mendapat petunjuk. Karena Allah telah mentabiatkan beliau pada akhlak yang mulia dan Dia menyuruh kita untuk meeladaninya. Allah Ta’ala berfirman:
{فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتََدُون}
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A'raf: 158)
Semoga Allah memberikan kami dan kalian semua kecintaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ini. Dan semoga Dia memberi kita taufik untuk mengikuti sunnah dan petunjuk beliau shallallahu 'alaihi wasallam sampai kematian menjemput kita semua. Dan semoga keselamatan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
[1] HR. Ahmad 3/139, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya 6362.
(Sumber: Makarimul Akhlaq Karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar