11.12.10

Keikhlasan dan amal shalih termasuk penyebab selamatnya seseorang dari berbagai kesempitan dan musibah

Kesempitan, musibah, dan bencana, Allah turunkan untuk suatu hikmah yang besar. Namun dengan itu manusia tidak suka dan ingin terlepas dari kesempitan hidup di dunia dan akhirat. Amal shalih yang disertai niat yang ikhlas bisa menjadi salah satu penyebab selamatnya seseorang dari kesempitan ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim tentang tiga orang yang terperangkap dalam gua (pernah dibawakan pada Merendahkan Diri Kepada Allah Ketika Bencana Melanda). Mereka menyangka bahwa terjebaknya mereka dalam gua ada kebinasaan bagi mereka, bencana bagi mereka.
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Syarah Riyadhush Shalihin (1/39):
“Dalam hadits ini ada beberapa pelajaran:
1. Keutamaan berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada dua orang tua termasuk amal shalih yang bisa menyingkap berbagai kegelapan dan kesempitan, serta menghilangkan kegelapan.
2. Keutamaan iffah (memelihara diri) dari zina. Seorang jika memelihara diri dari zina padahal dia kuasa untuk melakukannya, maka itu termasuk amal yang paling utama. Dan telah datang penjelasan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa orang seperti ini termasuk orang yang diberi naungan oleh Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: “Seorang lelaku yang diajak seorang perempuan yang berkedudukan dan cantik jelita, namun dia mengatakan: ‘Sungguh aku ini takut kepada Allah’.”
Lelaki ini diberi kesempatan oleh si wanita yang dia cintai untuk berbuat pada diri wanita itu, tetapi lelaki itu bangkit pergi karena takut kepada Allah. Sehingga terwujud pada lelaki itu kesempurnaan penjagaan diri dari zina. Sehingga diharapkan termasuk orang yang dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya pada satu hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
3. Keutamaan amanah dan mengurusi upah hasi kerja orang lain. Orang itu bisa saja ketika datang pekerja / karyawannya untuk memberi upahnya saja, sedang harta hasil pengembangan upah tersebut tetap dia miliki. Namun karena sifat amanah dan dia bisa dipercaya, keikhlasan dan ketulusannya terhadap saudaranya seiman, dia memberi si pekerja tersebut semua harta hasil pengembangan upahnya.
4. Penjelasan kekuasaan Allah, karena Allah tela menggeser batu besar itu dari mereka dengan ijin-Nya. Tidak datang mobil (bulldozer atau yang sejenisnya) untuk menggesernya. Tidak juga datang banyak orang yang bersama-sama menggoyang \-giyangkan batu itu. namun hal itu hanya terjadi dengan perintah Allah. Allah memerintahkan batu ini untuk jatuh menutupi mereka dalam gua, kemudian Allah memerintahkan batu itu untuk terbuka. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
5. Allah Maha Mendengar doa, karena Allah mendengar doa mereka dan mengabulkannya untuk mereka.
6. Keikhlasan termasuk sebab disingkapkannya kesusahan dan kesempitan, karena masing-masing dari tiga orang tersebut berdoa: “Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena-Mu, maka hilangkanlah kesempitan yang menimpa kami.”
Sedangkan riya (ingin dilihat orang) – kita berlindung kepada Allah dari hal itu-, orang yang tak beramal kecuali karena riya’ dan sum’ah, sehingga dia terpuji di sisi manusia, maka itu seperti buih yang akan hilang tersingkir. Pemiliknya tidak akan mendapat manfaat sedikitpun. Kami memohon agar Allah memberi rizqi keikhlasan kepada kami dan kalian.
Keikhlasan itu adalah segalanya. Jangan engkau menjadikan sebagian ibadahmu untuk seorangpun. Jadikanlah itu semua untuk Allah, hingga diterima di sisi Allah, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah meriwayatkan dari Allah bahwa Dia berfirman: “Aku ada Dzat yang paling tidak butuh kepada persekutuan, barangsiapa yang beramal satu amalan yang dia menyekutukan Aku dengan selain-Ku bersama-Ku, aku tinggalkan dia dan sekutu-Nya.”
Allah lah yang memberi taufiq..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar