24.7.10

Menampakkan wajah yang berseri, termasuk akhlak mulia kepada sesama

Termasuk akhlak mulia kepada sesama adalah wajah yang berseri-seri. Wajah yang berseri-seri yaitu cerahnya wajah ketika menemui manusia. Dan kebalikan dari hal itu adalah wajah yang masam.

Oleh karena itu Nabi 'alaihi ash-shalatu wa as-salam bersabda:
((لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ))
"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, walaupun (hanya dengan) engkau menemui saudaramu dengan wajah yang berseri-seri."[1]
Dan telah diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu ketika beliau ditanya tentang al-birr (kebajikan), beliau menjawab:
وَجْهٌ طَلْقٌ وَلِسَانٌ لَيِّنٌ
"Wajah yang berseri-seri dan ucapan yang lembut."


Sebagain ahli syair telah menggubahnya dan mengucapkan:
بُنَيَّ إِنَّ الْبِرَّ شَيْءٌ هَيِّن *** وَجْهٌ طَلِيْقٌ وَلِسَانٌ لَيِّن
Wahai anakku, sesungguhnya kebajikan itu sesuatu yang ringan
Wajah yang berseri dan perkataan yang lembut


Maka berseri-serinya wajah akan memasukkan kegembiraan kepada orang dan menarik simpati dan kecintaan, serta menyebabkan lapangnya dadamu dan dada orang yang menemuimu.

Akan tetapi jika engkau masam muka, sungguh manusia akan lari darimu. Mereka tidak akan merasa lapang untuk duduk bersamamu atau berbicara denganmu. Dan mungkin saja engkau bisa dihinggapi oleh kerumitan-kerumitan kejiwaan, atau mungkin saja engkau akan terserang penyakit yang berbahaya yaitu stress. Maka kelapangan dada dan bermanis muka termasuk ramuan yang paling berkhasiat untuk mencegah penyakit ini. Oleh karena itu, para dokter menasehati orang yang terkena penyakit seperti ini agar ia menjauhi hal-hal yang dapat membuatnya naik darah dan membuatnya emosi. Karena hal itu bisa menambah parah penyakitnya. Maka dada yang lapang dan wajah yang manis bisa mengobati penyakit ini. Dan dengannya seseorang akan dicintai oleh manusia, mulia di sisi mereka.

Inilah tiga dasar poros perilaku yang baik dalam muamalah dengan sesama manusia.


[1] Shahih. HR. Muslim 2626 dan At-Tirmidzi 1833.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar