21.6.10

Allah di atas Arsy

Oleh: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu 

Al-Qur’an, hadits shahih, akan yang sehat, dan fithrah (naluri) telah mendukung kenyataan bahwa Allah berada di atas Arsy.
1. Firman Allah:
الرحمن على العرش استوى
“Allah Yang Maha Pemurah beristiwa di atas Arsy.” (Thaha : 5)
yaitu: tinggi dan berada di atas Arsy. Pengertian ini sebagaimana diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari dari beberapa tabi’in.

2. Firman Allah:
أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاء أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الأَرْضَ
“Apakah kalian merasa aman terhadap Yang di langit? Bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kalian…?” (Al-Mulk: 16).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan: “Dialah Allah”, sebagaimana dalam tafsir Ibnul Jauzi rahimahullah.

3. Firman Allah:
يخافون ربهم من فوقهم
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka…” (An-Nahl: 50).

4. Firman Allah tentang Nabi Isa ‘alaihis salam:
بل رفعه الله إليه
“Tetapi Allah mengangkatnya kepada-Nya …” (An-Nisa’: 158)
Maksudnya Allah menaikkan Nabi Isa ke langit.

5. Firman Allah:
وهو الله في السموات
“Dan Dialah Allah Yang di atas langit …” (Al-An’am : 3)

Ibnu Katsir rahimahullah mengomentari ayat ini sebagai berikut: “Para ahli tafsir sepakat bahwa kita tidak akan berpendapat seperti ucapan Jahmiyah (satu aliran sesat) yang mengatakan bahwa Allah itu berada di setiap tempat. Maha Suci Allah dari ucapan mereka.
Adapun firman Allah:
وهو معكم أينما كنتم
“Dan Allah selalu bersama kalian di mana kalian berada …” (Al-Hadid: 4).
Maksudnya bahwa dia bersama kalian: Dia mengawasi, menyaksikan amal-perbuatan kalian, kapanpun dan di manapun kalian berada. Semuanya sama berada dalam pengetahuan Allah dan Allah melihat dan mendengarnya.”

6. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik (dalam peristiwa isra’ mi’raj) ke langit ketujuh sampai Allah berbicara kepada beliau serta mewajibkan kepada beliau untuk melakukan shalat lima waktu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

7. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Tidakkah kalian mempercayaiku, padahal aku dipercaya oleh Allah yang berada di atas langit?” (HR. At-Tirmidzi).

8. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sayangilah yang ada di bumi maka yang di langit (Allah) akan menyayangimu.” (HR. At-Tirmidzi. Beliau berkata: Hadits hasan shahih).

9. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menanyai seorang budak wanita :
“Di mana Allah?” Budak wanita itu menjawab: “Di langit.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi: “Siapa saya?” Dia menjawab lagi: “Engkau Rasul (utusan) Allah.” Lalu Rasulullah bersabda: “Merdekakanlah dia karena dia seorang mukminah.” (HR. Muslim).

10. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Arsy itu berada di atas air, dan Allah berada di atas Arsy, Allah mengetahui keadaan kamu.” (Hadits hasan riwayat Abu Dawud).

11. Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata : “Barangsiapa menyembah Allah, maka Allah berada di langit, Dia Maha hidup dan tidak mati.” (Riwayat Imam Darimi dalam Ar Radd Alal Jahmiyyah dengan sanad yang shahih).

12. Abdullah bin Mubarak pernah ditanya: “Bagaimana kita mengetahui Rabb kita?” Maka beliau menjawab: “Rabb kita berada di atas langit, di atas Arsy, terpisah dengan makhluknya.”
Maksudnya: Dzat Allah berada di atas Arsy dengan Dzat-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya. Tidak ada makhluk yang menyerupai-Nya dalam kemahatinggian-Nya.

13. Para imam yang empat (Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal) telah sepakat bahwa Allah berada di atas Arsy, tidak ada satupun dari makhluk yang serupa dengan-Nya.

14. Orang yang sedang shalat selalu mengucapkan: “Subhana Rabbial A’laa (Maha suci Rabbku Yang Maha Tinggi)”. Dan ketika berdo’a, ia juga mengangkat tangannya dan menengadahkan ke langit.

15. Anak kecil ketika anda tanya di mana Allah, dia akan segera menjawab berdasarkan fitrah (naluri) mereka yang bersih bahwa Allah berada di langit.

16. Akal yang sehat juga mendukung kenyataan bahwa Allah di langit. Seandainya Allah ada di semua tempat, niscaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menerangkan dan mengajarkan kepada para sahabatnya. Kalau Allah berada di segala tempat, berarti Allah juga berada di tempat-tempat najis dan kotor. Maha suci Allah dari anggapan yang demikian itu.

17. Pendapat yang mengatakan bahwa Allah berada di segala tempat, berarti bahwa Dzat Allah itu banyak, karena banyaknya tempat. Akan tetapi karena Dzat Allah itu satu, dan mustahil banyak, maka pendapat yang mengatakan bahwa Allah berada di segala tempat adalah batil. Maka tentulah Allah itu di langit, di atas Arsy-Nya, dan Dia bersama kita, mengetahui, mendengar dan melihat kita di manapun kita berada.
(Sumber: Taujihat Islamiyyah Li Ishlah Al-Mujtama’) 
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar