21.10.09

Wajib Masuk ke dalam Islam

Kitab Fadhul Islam bag 2: BAB WAJIB MASUK KE DALAM ISLAM
Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

Dan firman Allah ta’ala:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85)

Dan firman Allah ta’ala:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” ( QS. Ali Imron: 19)



Dan firman Allah ta’ala:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya.” ( QS. Al-An’am: 153)



Mujahid berkata, “As-Subul (jalan-jalan) maksudnya adalah bid’ah-bid’ah dan syubhat-syubhat.”


Dan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
(( مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ ))
“Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami, yang tidak berasal darinya, maka dia tertolak.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhori dan Muslim)


Dan dalam satu riwayat (yang lain):
(( مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ))
“Barangsiapa yang beramal satu amalan, yang tidak ada padanya perintah kami, maka ia tertolak.”


Dan Al-Imam Al-Bukhori meriwayatkan dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
((كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى))
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang yang enggan (tidak mau).”
Mereka bertanya, “Wahai Rosulullah, siapakah yang enggan?”
Beliau menjawab,
((مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى ))
“Barangsiapa yang mentaatiku akan masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka dia telah enggan.”


Dan dalam Ash-Shohih dari Ibnu ‘Abbas bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ ثَلَاثَةٌ مُلْحِدٌ فِي الْحَرَمِ وَمُبْتَغٍ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ ))
“Orang yang paling dibenci Allah ada tiga: orang yang melanggar kehormatan tanah harom, orang yang mengharapkan (untuk melanggengkan, menyebarkan atau menerapkan) sunnah jahiliyah dalam Islam, dan orang yang bersungguh-sungguh menuntut darah seorang tanpa cara yang haq untuk menumpahkan darahnya.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhori.)1


Ibnu Taimiyyah berkata, “Sabda Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Sunnah Jahiliyyah’, masuk padanya semua perbuatan jahiliyyah mutlak dan muqoyyad (terbatas), maksudnya: jahiliyyah yang ada pada seseorang yang tidak ada pada orang lain, baik jahiliyyah karena mengikuti ahlul kitab atau penyembah berhala, atau yang lainnya dari setiap perbuatan yang menyelisihi ajaran yang dibawa para rosul.


Dan dalam Ash-Shohih dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: “Wahai para qurro’2, istiqomahlah3, sehingga kalian telah jauh mendahului. Maka jika kalian mengambil jalan ke kanan dan ke kiri, sungguh kalian telah jauh tersesat.”
Dari Muhammad bin Wadhoh: bahwa dia masuk ke sebuah masjid, dan berhenti di kumpulan orang-orang, kemudian dia berkata: lalu dia menyebutkannya. Dan dia berkata, telah menyampaikan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah dari Mujalid dari Asy-Sya’bi dari Masruq, dia berkata, ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu berkata, “Tiada satu tahun kecuali tahun yang sesudahnya lebih jelek darinya. Aku tidak mengatakan satu tahun lebih banyak turun hujan dari yang lain, dan satu tahun lebih subur dari yang lain, dan bukan seorang penguasa lebih baik dari penguasa yang lain, akan tetapi perginya ulama kalian dan orang-orang terbaik kalian, kemudian muncul kaum-kaum yang menganalogikan perkara-perkara dengan ro’yu-ro’yu mereka (akal-akal mereka), sehingga Islam hancur dan rusak.”

========================
Ta’liq Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah



1. Dan syahid dari hadits ini adalah sabda beliau, “orang yang menginginkan (untuk melanggengkan, menyebarkan, dan menerapkan) sunnah jahiliyyah dalam Islam.”
Wajib atas seorang hamba untuk berpegang teguh dengan Islam dan berhati-hati dari sunnah-sunnah jahiliyyah. Dan beramal dalam Islam, walau sedikit, inilah yang akan memberikan manfaat. Sedangkan bersungguh-sungguh dalam selain Islam dan pada selain sunnah akan membahayakan dan tidak memberi manfaat. Maka wajib atas seluruh orang yang terbebani syariat untuk berpegang teguh dengan Islam dan membatasi diri dengan agama Allah, dan menempuh jalan di atasnya dalam segala sesuatunya dengan mengikhlaskan karena Allah dan ittiba’ (mengikuti) Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


2 Qurro’ maksudnya para ulama dan penuntut ilmu.


3 Makna perkataan Hudzaifah: “istiqomahlah”, yaitu: istiqomahlah di atas jalan Allah. Maksudnya: istiqomahlah di atas agama Allah. Seorang hamba jika istiqomah dia sungguh telah jauh mendahului. Jika menyimpang ke kanan dan ke kiri, maka dia sungguh telah jauh tersesat.
Maka wajib untuk berpegang teguh dengan perkara yang disyariatkan Allah dan berhati-hati dari perkara yang dicela oleh Allah.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. Asy-Syuro: 21)
Keberadaan seorang hamba di atas jalan Allah meskipun dia sederhana bersama abror (orang-orang yang berbuat ketaatan) dan muqtashidin (orang-orang yang pertengahan), itu lebih baik daripada keberadaannya menempuh jalan-jalan yang menyimpang dari petunjuk. Karena jalan-jalan itu akan menyesatkannya dan menjauhkannya dari Allah ‘azza wa jalla. Bahkan orang yang mengikuti petunjuk, meskipun menzholimi dirinya dengan berbuat maksiat, dia di atas jalan keselamatan. Akan tetapi orang yang menempuh selain jalan Islam dan mengharapkan sunnah jahiliyyah dalam Islam, maka dia berada di atas jalan kebinasaan. Kita memohon al-‘afiyah kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar